DESAIN RUMAH IDAMAN NAN NYAMAN


Penghuni rumah tidak jarang mengalami ketidaknyamanan berada di dalam kediamananya sendiri, hal ini timbul dan paling sering diakibatkan oleh ketidaksesuaian antara perencanaan/desain rumah tinggal dengan aktifitas sang raja penghuni rumah, padahal penghuni adalah raja diraja yang menentukan istananya akan dibangun seperti apa?
Namun keinginan sang raja tersebut sering tidak sesuai dengan kebutuhan sang raja, hal itu disebabkan oleh karena berbagai sebab seperti keterbatasan lahan, dana dan pengetahuan tentang pembangunan rumah yang ideal, maka sering rumah yang dibangun asal jadi, padahal setiap pembangunan rumah berapapun besarnya tentu memakan biaya yang tidak sedikit.
Membangun istana sang raja memang hak prerogatif sang raja sendiri, namun agar kebutuhan sang raja dapat dipenuhi serta harapan sang raja dapat diakomodir dan tercermin dalam desain dan penataan ruang sehingga segala aktifitas dapat diwadahi dan setiap proses kegiatanya dapat berlangsung mengalir, teratur, efektif, efisien dan senyaman mungkin, maka tentu sang raja perlu dibantu sang arsitek.
Sering terjadi sang raja tinggal di dalam hunian yang tidak sesuai dengan ukuran dan karakter sang raja, ibarat siput yang mencari cangkang siput yang lain, kadang ukurannya kedodoran, keberatan dan kadang tidak sesuai dengan jenis siput tersebut.
Produk desain secara massal, misalnya produk dari perumahan massal yang kita beli, tentunya masih memerlukan sentuhan baru dari sang raja penghuni barunya, demikian pula keterbatasan lahan dan dana, agar sekecil mungkin dihindari kekurangsesuaian dengan kebutuhan sang raja dan sebesar-besarnya menggali potensi yang ada sehingga desain yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan sang raja, maka sang raja perlu mendapat bantuan sang arsitek.
Investasi desain pada awalnya haruslah menjadi prioritas, mengingat hanya sekali untuk kebutuhan dan kenyamanan selama-lamanya, sangatlah tidak bijaksana menyerahkan segala sesuatu bukan kepada ahlinya.
Tugas sang arsitek adalah menterjemahkan keinginan sang raja dalam wujud kebutuhan, menterjemahkan keinginan menjadi kebutuhan yang benar-benar sesuai dengan aktifitas dan cerminan hobi serta profesi sang raja penghuni istana pada saat sekarang sering diabaikan, sering kita terjebak kepada hal-hal yang bersifat materi saja, seperti kemewahan bangunan, kesan wah, prestis, mahal dan sering mengabaikan segi fungsi serta filosofi dan roh/jiwa dalam pembangunannya.
Padahal pembangunan apapun wujudnya sudah semestinya memperhatikan berbagai aspek, baik fisik maupun filosofi/jiwa, sehingga dapat tercipta sebuah hunian selayaknya peribahasa "Rumahku Adalah Surgaku", kalau itu harapan sang raja maka peribahasanya adalah "Istanaku Yaitu Surgaku"


Ir. Rachmadi Nugroho, MT.